Sabtu, 26 Mei 2012

Ganyong (Canna Edulis)

Tugas Presentasi Mata Kulia Legum, Umbi dan Serelia...

Dan kebetulan kelompok saya dapet bagian tentang "Ganyong"..

Check this out...tentang ganyong.


·      Klasifikasi Ganyong (Canna edulis Ker.) (Steenis, 2008 dalam Ashary, 2008).


Divisi               : Spermatophyta
Subdivisi         : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Zingiberales
Famili              : Cannaceae
Genus              : Canna
Spesies             : Canna edulis Ker.
C. edulis umum dikenal dengan nama ganyong. Selain disebut ganyong, tanaman ini memiliki beberapa nama daerah yaitu ubi pikul (Sumatra Utara), ganyong (Sunda), senitra (Jawa), banyur (Madura). 

·      Habitat Ganyong

Ganyong dapat tumbuh baik di berbagai iklim, dengan penyebaran curah hujan tahunan 1000-1200 mm, akan menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan. Jenis tersebut cenderung tumbuh pada daerah yang kering,  tetapi bertoleransi pada tempat-tempat basah (bukan tempat yang tergenang air), juga sangat toleransi terhadap naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10°C, tetapi juga dapat hidup pada suhu tinggi (30-32°C) dan bertoleransi pada kondisi sedikit beku. Ganyong tumbuh mulai dari pantai sampai pada ketinggian 1000-2900 m dpl. dan tumbuh dengan subur pada banyak tipe tanah, termasuk daerah-daerah marginal (misalnya tanah latosol asam); tetapi lebih menyukai tanah liat berpasir dalam, kaya akan humus serta bertoleransi pada kisaran pH 4.5-8.0 (Ashary, 2008).

·      Daerah Asal dan Persebaran

Nuryadin (2008) dalam Ashary (2008) ganyong merupakan tanaman asli yang berasal dari Amerika tropis tepatnya berasal dari Amerika Selatan. Fungsinya sebagai sumber pati komersial, tanaman ini juga telah dibudidayakan tidak hanya di Amerika, tapi juga di beberapa daerah tropis termasuk Asia Tenggara (Flach dan Rumawas, 1996). Tanaman ini dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, Jambi, Lampung dan Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera Barat, Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Maluku, tanaman ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar di pekarangan dan di pinggir-pinggir hutan. Pada umumnya para petani yang telah membudidayakan tanaman ganyong tersebut melakukan penyiangan tetapi belum melaksanakan pemberantasan hama/penyakit.

1.    Rimpang
Rimpang bercabang horizontal, panjangnya dapat mencapai 60 cm, dengan buku-buku yang berdaging menyerupai umbi, tertutup dengan sisik daun, dan serabut akar yang tebal.

2.    Daun
Tanaman ganyong berdaun lebar dengan bentuk elips memanjang dan bagian pangkal dan ujung runcing. Panjang daun 40 - 70 cm, sedangkan lebarnya 20 - 40 cm. Warna daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-kadang bergaris ungu atau keseluruhannya ungu. Demikian juga dengan pelepahnya ada yang berwarna ungu dan hijau.

3.    Bunga
Perbungaan di ujung ranting, tandan, biasanya sederhana tetapi kadang-kadang bercabang, muncul tunggal atau berpasangan, tidak teratur, bunga biseksual. Kelopak bulat telur, mahkota berbentuk pita, berwarna merah pucat sampai kuning, bibir bunga lonjong - bulat telur sempit, berbintik kuning dengan merah.

4.    Buah dan Biji
Buah kotak kerapkali tidak tumbuh sempurna, bulat memanjang lebar, panjang kurang lebih 3 cm, tertutup papila. Biji 5 atau kurang per ruangnya.



Macam ganyong di Indo nesia :
Di Indonesia dikenal dua macam ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepah yang berwarna merah atau ungu. Sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan adalah ganyong putih. Ganyong merah memiliki batang lebih besar, agak tahan terkena sinar matahari dan tahan kekeringan. Biji yang dihasilkan biasanya sulit berkecambah, hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah. Rimpang biasanya dimakan segar atau direbus. Ganyong putih lebih kecil dan pendek, kurang tahan terkena sinar tetapi tahan kekeringan. Menghasilkan biji yang bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman. Hasil rimpang basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi, umum diambil patinya (Ashary, 2008).


Persatuan Ahli Gizi Indonesia (2009) menyebutkan bahwa kandungan gizi rimpang ganyong tiap 100 gram secara lengkap terdiri dari air 79,9 g; energi 77 kkal; protein 0,6 g; lemak 0,2 g; karbohidrat 18,4 g; serat 0,8 g; abu 0,9 g; kalsium 15 mg; fosfor 67 mg; besi 1,0 mg; vitamin C 9 mg; dan tiamin 0,10 mg. Putri dan Sukandar (2008) menyatakan bahwa pati ganyong memiliki kadar karbohidrat 80% dan kadar air 18%. Kadar pati yang tinggi menunjukkan bahwa pati ganyong dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan sirup glukosa.

Senyawa Nirgizi

Antinutrien yang ada seperti amilase inhibitor, tripsin inhibitor, total oksalat, , hidrogen sianida, senyawa fenolik,  tannin. Senyawa fenolik menghambat aktivitas pencernaan serta enzim hidrolitik seperti amilase, tripsin, chymotrypsin dan lipase (Salunkhe, 1982).
1.   Tanin diketahui menghambat aktivitas enzim pencernaan (Jambunathan dan Singh, 1981) dan karenanya kehadiran bahkan tingkat rendah tannin tidak diinginkan dari sudut pandang gizi.
2.    Kombinasi alpha-amilase inhibitor dan alfa amilase membuat mereka tidak tersedia untuk pencernaan pati. Alfa amilase Inhibitor dan enzim pencerna protein akan mengganggu pencernaan pati dan protein.
3.      Protease inhibitor seperti tripsin dan chymotrypsin inhibitor dalam makanan menyebabkan pembentukan kompleks tripsin ireversibel enzim tripsin inhibitor, menyebabkan penurunan tripsin di dalam usus dan penurunan daya cerna protein. Mendidihkan selama waktu yang cukup membuat umbi cukup lunak dan inaktifasi semua inhibitor tripsin. (Mohan dan Kalidass, 2010).

Manfaat Ganyong : 

Tepung ganyong juga merupakan bahan yang sangat kaya manfaat, manfaat tersebut antara lain :
·         Ongol ongol
·         Tiwul
·         Papais
·         Untuk Campuran nasi jagung
·         Untuk campuran Bihun
·         BMC ( Bahan Makanan Campuran ) Bayi
-     Gaplek
-    Mie ganyong
-     Bahan tambahan makanan bayi
-    Campuran bihun

---------------------------------------------------------------------------------------
tidak semuanya ditampilkan, terima kasih..

DAFTAR PUSTAKA

Mohan Veerabahu Ramasamy  and Chinnamadasamy Kalidass. 2010. Nutritional And Antinutritional Evaluation Of Some Unconventional Wild Edible Plants. Tropical and Subtropical Agroecosystems, 12 (2010): 495- 506
Pangesthi, Lucia Tri. 2009. Pemanfaatan Pati Ganyong (Canna Edulis) pada Pembuatan Mie Segar sebagai Upaya Penganekaragaman Pangan Non Beras. Jurnal Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner vol. 1 no. 1.
Trubus, XV (172). Pembuatan tepung ganyong. Maret 1984: 80.
Ashary, Santi Silfiana 2010. Studi Keragaman Ganyong (Canna Edulis Ker.) di Wilayah Eks-Karesidenan Surakarta Berdasarkan Ciri Morfologi dan Pola Pita Isozim. Skripsi. Jurusan Biologi . Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Anonim. 2012.  GANYONG. http://tanamanpangan.deptan.go.id/doc_upload/Ganyong.pdf. Diakses pada hari Kamis 17 Mei 2012 pukul 21.45 WIB.




ganyong merah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower