Senin, 09 Juli 2012

“MILK AND DAIRY PRODUCT AS FUNCTIONAL FOOD : A REVIEW”

oleh :
Z.F. Bhat and Hina Bhat

kali ini, saya mau ng-share mengenai bebrapa jurnal yang juga pernah di bahas waktu kuliah,,
yang pertama mengenai Fungsional Susu .

Jurnal ini bisa ditemukan di google,, kok,,, GRATISSSS...

sedikit review nya :

Susu mengandung komponen yang terdiri dari campuran kompleks dari protein, lemak, dan sakarida bioaktif spesifik dan mengandung banyak substansi aktif biologis seperti imunoglobin, enzim, peptida antimikrobial, oligosakarida, hormon, sitokin dan faktor pertumbuhan.
Kandungan nutrisi yang ada, misalnya fosfor, zinc, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, vitamin B2, asam amino dan asam pantotenat. Dengan terkandungnya berbagai komponen fungsional pada produk susu, maka susu dapat dikategorikan sebagai pangan fungsional yang dapat berperan dalam menurunkan absorpsi kolesterol, dapat secara signifikan menurunkan tekanan darah, makanan asupan dan kegemukan yang berkaitan dengan metobilisme yang tidak diinginkan dan mungkin adanya efek antimikrobial.
Susu mengandung komponen yang terdiri dari protein, lemak, dan sakarida bioaktif spesifik dan mengandung banyak substansi aktif biologis seperti imunoglobin, enzim, peptida antimikrobial, oligosakarida, hormon, sitokin dan faktor pertumbuhan. Selain kalsium, komponen mikro yang terkandung pada susu juga dapat berupa fosfor, zinc, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, vitamin B2, asam amino dan asam pantotenat. Dengan melimpahnya komponen-komponen tersebut, maka susu dapat memberikan efek yang menguntungkan pada kesehatan manusia.
     Laktosa dan oligosakarida merupakan contoh jenis gula atau sakarida dalam susu. Laktosa dapat difermentasi menjadi asam laktat yang menurunkan pH dan mempengaruhi sifat fisik kasein dan demikian membantu kecernaan, memperbaiki pemanfaatan kalsium dan mineral lain dan mencegah pertumbuhan bakteri yang membahayakan. Individu yang intoleran terhadap laktosa memiliki aktivitas β-galaktosidase yang tidak cukup yang menyebabkan intoleran terhadap gula susu. Namun, karena kandungan laktosanya yang lebih rendah, susu fermentasi dapat ditoleransi oleh orang-orang dengan kemampuan rendah untuk mencerna laktosa. Laktulosa adalah disakarida yang dihasilkan selama proses pemanasan pada susu dan memiliki efek manfaat kesehatan umumnya oleh stimulasi selektif pada pertumbuhan dan/atau aktivitas bakteri probiotik termasuk bifidobakteria dan Lactobacillus.
     Protein susu termasuk kasein, β-laktoglobulin, α-laktalbumin, imunoglobulin, laktoferin dan serum albumin yang menggunakan aktivitas biologisnya tidak secara langsung, atau setelah degradasi menjadi peptida yang berbeda, melalui aksinya, mempengaruhi tidak hanya sistem imun, namun juga sistem pencernaan, kardiovaskular dan saraf. Protein susu sekarang menjadi sumber utama dalam batasan peptida aktif secara biologis seperti kasomorfin, kasokinin, imunopeptida, laktoferin, laktoferisin dan fosfopeptida. Aktifitas utama biologi dari beberapa peptida adalah immunomodulation, aktifitas anti mikrobia, aktifitas anti thrombotic, pengatur tekanan darah dan pengikat mineral dan vitamin (Miesel, 1998; Tome and Ledoux, 1998).
     Disamping sebagai anti hipertensi, anti trombotik, opioid, anti mikrobia, immunomodulan, dan  sifat hipokolesterolemik. semua beta Laktoglobulin berasal dari peptida juga menunjukkan aktifitas radikal scavenging. (Hernandez, Ledesma et all., 2007). Sebaliknya, alfa lactalbumin memiliki imunogenisitas rendah dan mendorong potensi alergi rendah, yang membuatnya menjadi kandidat yang baik untuk menjadi nutrisi yang berharga bagi anak-anak. Hal ini dapat mendorong aktivitas antikanker dengan merangsang apoptosis  tumor dan sel belum dewasa (Svensson et all., 2000).
     Immunoglobulin utama yang terdapat dalam susu yaitu IgG1, IgM, IgA, dan IgG2 berperan dalam perlindungan terhadap mikroba patogen, aktivasi komplemen, stimulasi fagositosis, mencegah adhesi mikroba dan netralisasi virus dan racun. Komponen ini juga meningkatkan tingkat intraselular glutathatione, yang merupakan antioksidan sel kunci (Bounous dan Gold, 1991) dan peningkatan aktivitas pencegahan melawan infeksi mikroba yang berbeda telah didokumentasikan dalam beberapa penelitian. Selain immunoglobulin, sitokin dan kemokin juga banyak ditemukan dalam susu termasuk interleukin, interferon gamma, faktor pertumbuhan dan kemokin yang beroperasi dalam jaringan dan menghasilkan efek yang berkontribusi terhadap berbagai peningkatan dan fungsi sistem kekebalan tubuh.
   Laktoferin, yang merupakan glikoprotein multifungsi, terdapat dalam susu dalam konsentrasi yang lebih kecil yang memiliki peran fisiologis yang meliputi regulasi homeostasis besi, pertahanan terhadap infeksi mikrobial, aktivitas anti-inflamasi dan perlindungan kanker. Komponen ini dapat berperan positif yaitu sebagai immunosupressive, anti-inflamasi, atau agen imunostimulan. Lactoferricin adalah peptida utama yang dihasilkan dalam proses degradasi laktoferin yang bertanggung jawab untuk sebagian besar efek imunomodulatornya
     Kitts dan Weiler (2003) mendefinisikan bioaktif peptida sebagai  protein spesifik yang mempunyai  efek positif pada fungsi tubuh.  Protein susu merupakan sumber utama bioaktif peptida yang berfungsi mengurangi  bahaya dari obesitas dan 2 tipe diabetes. Bioaktif peptida dihasilkan selama fermentasi susu dengan berbagai kultur yang ditemukan dalam berbagai dairy produk seperti berbagai jenis keju dan fermentasi susu.
            Berbagai jenis komponen lemak susu, sepert CLA, spingomielin, asam butirat, lemak eter, beta karoten, dan vitamin A dan D, memiliki potensi anti karsinogenik. Pada susu fermentasi mengandung komponen seperti kalsium, asam linoleat, asam linoleat terkonjugasi (CLA), antioksidan dan bakteri asam laktat atau bakteri probiotik dengan setidaknya dapat memberikan efek penurunan kadar kolesterol darah (hipokolesterolemik). Banyak penelitian telah menegaskan aktivitas anti karsinogenik dari CLA, perananannya dalam mencegah ateroklerosis dan dalam modulasi sistem imun. Lemak susu tidak hanya merupakan sumber komponen lemak bioaktif namun juga dapat berperan penting sebagai medium peredaran nutrien, termasuk vitamin larut lemak (Parodi, 1997). Asam butirat (C4:0) hanya ditemukan dalam lemak pemamah biak dan dipercaya menjadi antikarsinogenik penting yang mana, bersama dengan lemak eter, vitamin A, D, E, dan CLA, membentuk pelindung pembantas utama melawan penyakit. kaprilat dan asam kaprilat  memiliki aktivitas antivirus. Asam laurat (C12:0) juga memiliki fungsi antvirus dan antibakter.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower