Sabtu, 20 Oktober 2012

Peran Bioteknologi dan Teknologi Pengolahan Pangan dalam Menghadapi Krisis Pangan


Krisis pangan merupakan suatu keadaan dimana pangan akan menjadi suatu hal yang langka. Maksud langka disini bahwa untuk mendapatkan pangan diperlukan suatu pengorbanan lebih untuk mendapatkannya (red: mahal). Dampak langsung dan nyata akan dirasakan oleh kaum papa. Dampak lainnya melemahnya ketahanan pangan nasional yang berujung pada melemahnya ketahanan nasional.

Ancaman krisis pangan pada setiap Negara juga ancaman terhadap ketahanan pangan suatu Negara tersebut karena munculnya ketahanan pangan sebagai akibat dari adanya krisis pangan dan kelaparan. Indikasi ketahanan pangan yaitu mengenai swasembada pangan dan kecukupan pangan. Swasembada pangan yaitu pemenuhan kebutuhan pangan yang berasal dari pasokan domestik dengan meminimalkan ketergantungan pada perdagangan pangan. Dilain pihak konsep kecukupan pangan sangat berbeda dengan konsep swasembada pangan, menuntut adanya kemampuan menjaga pasokan tingkat nasional merupakan prakondisi penting dalam memupuk ketahanan pangan dan stabilitas harga, salah satunya dengan mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Media Finance Time (dikutip dari detik.com) pernah mengatakan kekhawatiran kegagalan panen di Amerika Serikat telah menggerakkan anggota G20 dan pejabat PBB untuk mempertimbangkan pertemuan darurat membahas soal pasokan pangan pada september lalu.
Financial Times mengutip seorang pejabat yang mengatakan rencana pertemuan itu bukan tanda kepanikan, melainkan mencerminkan kebutuhan dalam membentuk konsensus untuk menghindari terulangnya kerusuhan dan ketegangan pada 2007-2008 akibat melonjaknya harga pangan.

Krisis pangan bisa mengancam setiap Negara tak terkecuali Negara adidaya seperti Amerika Serikat karena faktor yang paling menentukan adalah cuaca.  Walaupun faktor lain juga berperan seperti kenaikan harga minyak, naiknya konsumsi biofuel berbahan baku tanaman pangan, kebijakan pengetatan ekspor pangan, serta naiknya harga gandum. Dan kita tahu sendiri keadaan cuaca dalam era yang masih mendengungkan efek pemanasan global ini sangat dimungkinkan terjadinya perubahan cuaca. Seperti terjadinya kemarau panjang di Amerika Serikat belakangan ini yang membuat harga jagung melambung tinggi, curah hujan yang menurun terjadi di India yang mengakibatkan produksi beras menurun, padahal India termasuk salah satu eksportir beras terbesar di dunia. Harga gandum yang melambung karena kondisi cuaca panas yang berlagsung lama di Eropa Timur.

Indonesia sendiri menurut Menteri Pertanian Suswono tidak perlu khawatir akan peringatan FAO mengenai krisis pangan yang akan melanda dunia yang menjadi perhatian di sini justru kemungkinan terjadinya kemarau panjang (antaranews.com). Dari sinilah terlihat pentingnya peran teknologi, disaat manusia tidak bisa merubah kehendak alam. Teknologi yang berperan khususnya bioteknologi dan teknologi dalam pengolahan pangan. Bioteknologi seperti  rekayasa genetik untuk menghasilkan tanaman padi varietas unggul yang tahan terhadap cuaca ekstrim dan tahan hama bisa menjadi solusi dalam menghadapi kemarau panjang. Dan solusi lain yang langsung bisa diterapkan yaitu teknologi dalam pengolahan pangan.

Beberapa hasil dari bioteknologi mungkin baru bisa dituai hasilnya setelah bertahun-tahun penelitian tetapi untuk teknologi pengolahan pangan hasilnya bisa langsung diaplikasikan dalam masyarakat. Fungsi utama dari teknologi pengolahan pangan sendiri yaitu untuk mengoptimalkan bahan pangan yang sudah maupun yang belum dikenal masyarakat guna  memenuhi kebutuhan pangan masyrakat yang kompleks. Terlihat disini upaya untuk menghilangkan mindset yang sudah membudidaya di Indonesia bahwa beras  merupakan satu-satunya tanaman pangan yang wajib dikonsumsi setiap orang. Istilah “belum makan jika belum makan nasi” begitu mendarah daging seolah-olah menjadi tradisi masyarakat Indonesia. Padahal, masih banyak potensi lokal yang bisa lebih baik menggantikan beras seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, ganyong, millet, sorgum dan lain-lain. Disamping itu, manfaat lain yang bisa diperoleh antara lain diperoleh produk pangan dengan umur simpan yang lebih lama dan rasa yang lezat serta kandungan gizi yang tidak banyak berubah. Adanya banyak alternatif pangan lain yang dihasilkan dari modifikasi dan diversifikasi bahan pangan guna mengantisipasi terjadinya krisis pangan. Suswono juga mengatakan bahwa target pada tahun 2014 mengenai surplus 10 juta ton beras harus didukung dengan penurunan konsumsi beras nasional (antaranews.com).

Alur komunikasi yang baik diperlukan sebagai sarana dalam penyampaian berbagai temuan dalam dunia pangan dan bioteknologi juga diperlukan. Ibarat ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Komunikasi yang baik akan memunculkan rasa keterikatan untuk menjalin kerjasama yang baik dengan berbagai pihak. Dengan harapan masyarakat awam akan tahu, paham, dan kemudian mengaplikasikan ilmu tersebut dengan suka cita. Seperti tema World Food Day 2012Agricultural Cooperatives - Key to Feeding The World”

Selamat Hari Pangan Dunia !!!
16 Oktober 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower