Jumat, 20 April 2012

Dewasa itu Pilihan, dan Tua itu Takdir

Dewasa atau dalam bahasa Jawa 'temuwo' mungkin menurut beberapa orang mempunyai arti yang relatif hampir sama. 

Saya pengin menyoroti 'dewasa' dalam konteks pikiran, perilaku, ucapan

Setelah saya hidup selama 21 tahun, atau lebih tepatnya 5 tahun, karena saya rasa saya bener-bener sadar udah dewasa dalam konteks diatas ketika saya kelas 2 SMA. hahaha, agak telat mungkin...

sebenernya sewaktu kelas 1 SMA sudah mulai menyadari, tapi kena feel nya pas kelas 2.
dan seiring berjalannya waktu feel itu semakin terasa, terutama sesudah kuliah dan sampai akhirnya yaa sekarang ini.

Pikiran

Manusia di seantero jagad ini pasti punya karakteristik yang beda-beda, pun dalam hal pikiran. 
setelah beberapa tahun di sini, di kost ini, di Solo dan dari beberapa hal yang sudah saya alami dewasa dalam konteks pikiran menurut saya, bisa berpikiran untuk tidak memandang hal dalam satu sudut.
dalam seni rupa pas SMA dulu aja pernah  diajar in mengenai cara gambar kalo tidak salah gambar perspektif namanya kalo salah ya mohon maap (jujur saya loss masalah spacial), yang bisa gambar dari berbagai sudut yang kita inginkan.
misalnya objek gambar nya 'kursi', lha si kursi ini bisa kita gambar dari sudut samping kanan 45 derajat, samping kiri 37 derajat, atas, bawah, bah kan boleh aja kalo kita meng-judge kalo kursi itu dilihat dari lobang pintu yang terlihat hanya seukuran lobang pintu, entah kaki kursi ato bahkan hanya seonggok warna cokelat tua yang ga bisa diidentifikasikan kalo itu ternyata kursi. Tapi kita masih bisa menjelaskan kalo itu kursi namun, terbatas hanya kita yang tahu, yakin dan orang lain ga yakin kalo itu emang kursi.

Dari kursi diatas (lah, jadi ngomong in kursi ??/)
Perumpamaan di atas, bisa menjelaskan mengenai cara pandang kita akan suatu hal.

Kalo yang belum jelas,..gini aja deh,,Untuk memandang suatu hal entah itu masalah dalam hal pertengkaran, perdebatan, kebuntuan (maksudnya nemu jalan buntu -->masalah), dll seseorang yang dewasa akan lebih lama berdiam untuk beberapa saat (dadi Conan, bentar....*berarti Conan wis dewasa, dong?) dan berpikir yang nantinya akan tercermin dalam perilaku dan ucapannya.

Perilaku
Banyak kasus yang saya temui, banyak banget orang yang ga dewasa terutama dalam hal sikap (termasuk ane). Mungkin karena perilaku ga bisa bohong, ga bisa disembunyi in karena bisa terlihat langsung beda sama pikiran yang ga bisa dibaca orang lain (kecuali orang-orang sejenis Deddy C, kali,,yaa..). Ehhh, tapi jangan salah ALLAH bisa segalanya.

Perilaku dewasa, menurut saya seseorang  bisa menempatkan dirinya pada setiap kondisi yang terjadi sekarang dan besok, yang tentunya dibarengi rasa ikhlas. Lha yang terakhir ini yang susah udah menyangkut masalah hati yang pastinya ga ada yang bisa nge baca hati orang.

Kondisi tersebut misalnya, kondisi pada saat ujian (XD), kondisi sakit, ditengah-tengah masalah (putus cinta, nyari cinta, nilai ujian jeblog, ipk dibawah rata2, ipk cumilaut, dll), juga termasuk saat berinteraksi dengan orang lain terutama Orang Tua --->sangat riskan. Orang Tua yang dimaksud disini meliputi Ibu-Bapak, dan Orang yang lebih tua, pun orang yang lebih muda.

Ucapan
''Mulut mu Harimau mu", salah satu kalimat yang  langsung tepat sasaran, menurut saya sih..

Besok pada waktu hari pertanggungjawaban manusia di hadapan Tuhan nya, mulut ditutup rapat2, ga boleh ngomong. Masing-masing bagian yang ada di badan akan  menjelaskan sendiri. Batapa sangar mulut kita ini.
Semua yang keluar dari mulut bisa ga sinkron dengan hati dan pikiran (bohong~ngapusi).
Dan menurut banyak pengalaman orang2, seseorang yang bohong akan terus berbohong untuk menutupi kebohongan nya yang pertama, kedua, ketiga, keempat dan seterusnya. (Na'udzubillah).

Bukan hanya dalam hal 'bohong' tapi juga dalam hal omongan kasar, tak sopan. Dan menurut saya sesorang yang ngomong kasar, ga sopan ----> ga nunjukin sifat intelektual.

Dewasa dalam konteks ucapan, menurut saya dari beberapa pengalaman yang pernah dilihat dan dialami lansung yaitu seseorang yang bisa mengendalikan omongannya dan omongannya bisa dibuktikan atau lebih dalam artian omongannya bisa dipercaya dan dipertanggungjawabkan, engga harus orang tersebut pinter ataupun jenius, lulusan luar negeri, pejabat,dll.

----
Yang jelas dewasa itu bisa mengendalikan atau mengontrol hawa napsu  dan memandang suatu hal tidak hanya dalam satu sisi..
Dan setiap orang entah itu remaja, dewasa sesungguhnya, orang tua pasti di hidupnya pernah bertindak secara 'dewasa' dan juga bertindak 'tidak dewasa'...tergantung kita mana yang akan dipilih. 

,,,,,,,
Pesen Ibu
setelah saya bercerita mengenai seseorang ke beliau, dia cuma ngendika, "Lha wis malah kowe dadi ngerti endi sing patut karo ra patut ditiru."
"Lha , justru kamu malah tau mana yang pantes dicontoh dan ga pantes dicontoh."

Oke lah Ibu,,kamu membiarkan saya mengambil keputusan yang menurut saya benar.
Terima Kasih sudah mempercayai saya. :) 

Semoga saya selalu diberi pikiran yang jernih.




Sekian
*besok Praktikum Mikrobiologi  Industri Pangan--Bioetanol sama
Enzim Amilase...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follower