Kapan terakhir kali diri kalian merasa jiwa Nasionalisme
dalam diri kembali lagi?
Setelah selesai baca buku 5 cm (*telat banget yaa -___-“) nya Dhonny Dirgantoro saya sempet
berucap, wah,,beruntung banget saya bisa baca buku ini. Dan saya sempat
berpikir buku ini harus dibaca sama seluruh orang Indonesia eh,,bukan hanya
orang Indonesia tetapi orang di belahan bumi lain juga perlu disuguhi buku ini.
Buku ini pas banget buat “kamu2” yang mengaku lebih cinta Negara lain di
banding Ibu Pertiwi ini, yaa Ibu Pertiwi tempat kalian dilahirkan, tempat
kalian memijakkan kaki, tempat kehidupan kalian dan tempat kalian kembali lagi
pada Nya. Dan saya lebih beruntung
karena saya orang Indonesia.
jadi pengin ng-share beberapa cuplikan dialog, yang aslii bikin mrinding ..
Berikut cuplikan dari 5 cm
Tujuh meter …
Lima meter …
Tiga meter …
..!!!
“dan …kita di Mahameru…”
.....................
“Biasanya
kalo manusia ngerasain keindahan yang amat sangat, dia reflex akan memejamkan
mata dan membwa keindahan itu ke hati karena keindahannya nggak bisa diucapkan
dengan kata2 atau diterjemahkan dengan cara apapun sama indera fisik. Tapi
sekarang kayaknya di sini teori itu bis dibantah …” Arial berkata lembut.
Semuanya
tersenyum dan menoleh ke Arial. Rombongan kecil anak manusa itu bersujud syukur
di puncak Mahameru, mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
Tuhan dan kepada tanah yang telah menghidui mereka. Ibu yang selalu memberikan
tanah dan airnya setiap hari. ibu yang akan melalu mencintai anak2 bangsa. Air
mata yang berjatuhan membasahi pasir di puncak Mahameru, membuat rasa terima
kasih begitu indah. Mereak berenam berpelukan sangat erat, air mata kembali
jatuh, menjadi saksi bening eratnya persahabatan mereka.
........................
Bagian lain yang nggak kalah bikin merinding sewaktu
pengibaran bendera merah putih pada 17 Agustus di puncak Mahameru…..dengan
iringan lagu Indoensia raya yang dinyanyikan para pendaki dengan suara
sesenggukan yang jelas terdengar diantara barisan pendaki.
........................
Mereka
berenam berpelukan dalam rangkulan membentuk lingkaran kecil.”sebuah kehormatan
bagi saya. Saya …Genta telah mendaki Mahameru bersama kalian tercinta…di Tanah
Air tercinta ini. Kehormatan ini tidak akan saya lupakan seumur hidp saya.”
Genta
mengucapkan kalimat tadi sambil berkaca2 menatap temen2nya. Pelukan meraka
bertambah erat.
“suatu
kehormatan juga bagi saya dan kehormatan itu buat kita semua … saya Arial,
seorang yang sangat mencintai tanah ini.”
“Juga
bagi saya…Arinda, Indonesiaku…saya mencintaimu sepenuhnya.”
“Semuanya
berawal dari sini…”Zafran menunjuk keningnya, “Saya Zafran, saya mencintai
negeri indah dengan gugusan ribuan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan
tanah tercinta ini.”
Riani
menarik napas panjang menahan tangis, “Dan selam a ribuan langkah kaki ini,
selama hati ini bertekad, hingga semuanya bisa terwujud sampai di sini, jangan
pernah sekali pun kita mau menyerah mengejar mimpi kita…Saya Riani, saya menc
intai tanah ini dengan sepenuh hati saya.”
“saya
Ian…saya bangga bisa berada di sini bersama kaliansemua. Saya akan mencintai
tanah air ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apapun yang saya
punya, saya akan mejnaga kehornatannya
saperti saya menjaga diri saya. Seperti saya selalu menjaga mimpi2 saya
terus hidup bersama tanah air tercinta ini."
...........................
Di buku ini, saya seolah2 bisa melihat dan ikut merasakan
perjalanan mereka menuju Mahameru mulai dari naik Jip di Tumpang, Ranu Pale, Ranu
Kumbolo, padang Ilalang yang begitu luas, Hutan tempat Genta sebelumnya pernah
tersesat, hamparan edelwis yang sungguh luar biasa indahnya, Kalimati,
Arcopodo, dan puncak tertinggi di Jawa Mahameru.
Mungkin sebelumnya pernah dicerita in temen ,,tepatnya kakak
temen saya tentang Semeru dan pengalaman dia tersesat di hutan dan keajaiban dia bisa keluar dari sana. Kata
beliau di hutan itu seolah2 dari tadi cuman lewat jalan ini2 aja jadi dari tadi
jalan akhirnya kembali ketempat semula.
Dan pada waktu itu dia harus lewat hutan itu sendirian karena satu orang
temennya sakit dan yang satu nunggu in temennya itu. Ga biasa-biasanya temennya
itu sakit, padahal diantara ketiganya dia yang paling kuat, pengalaman, dan ga
gampang nyerah untuk urusan naik gunung, tapi entah di Semeru ini dia yang
paling drop kondisinya. Emang Semeru penuh misteri, ucap kakak temen saya itu.
Ato saya yang udah kebelet banget pengin ke sana,
..yaaa…hahahaha
Berbagai percakapan ke lima sahabat ini bener2 asyik untuk diikut..percakapan
sosok pemuda2 Indonesia yang dibumbui ilmu2 pengetahuan serta analisa tentang
masalah yang ada disekitar mereka… yang membuat kita diingatkan akan suatu hal
yang pernah kita lupakan dan ditiap lembar halaman punya kejutan yang membuat
semakin penasaran untuk lanjut halaman demi halaman.
..........
*cuplikan lagi ...
Muka Ian tampak menyala, matanya mengkilat diternagi cahaya
api unggun. “Betul! Begitu juga dengan mimpi2 kamu, cita2 kamu, keyakinan kamu,
apa yang kamu mau kejar taruh di sini”, Ian membawa jari telunjuknya
menggantung mengambang di depan keningnya…
“kamu taruh di sini … jangan menempel di kening.
Biarkan…
dia…
mengambang…
5 centimeter …
Di depan kening kamu…”
“jadi
dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan
kamu itu setiap hari, kamu liat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa.
Apapun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalo kamu percaya sama
keinginan itu dan kamu nggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap
kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apapun itu, segala
keinginan, mimpi, cita2, keyakinan diri…”
“…
Biarkan keyakinan kamu , 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening
kamu. Dan … sehabis itu yang kamu perlu … Cuma …”
“Cuma
kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat
lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya,
leher yang akan lebih sering melihat ke atas .”
“lapisan
tekat yang seribu kali lebih keras dari baja…”
“dan
hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya …”
“serta
mulut yang akan selalu berdoa …”
“dan
kamu akan selalu dikenang sebagai seseorang yang masih punya mimpi dan
keyakinan, bukan Cuma seonggok daging yang hanya punya nama. Kamu akan dikenang
sebagaiseseorang yang percaya pada
kekuatan mipi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang
biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah keadaaan. Tetapi
seseorang yang percaya akan keajaiban mimpi kejaiban cita2, dan keajaiban
keyakinan manusia yang tak terkalkulasikan dengan angka berapapun … Dan kamu
nggak perlu bukti apakah mimpi2 itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya
harus mempercayainya.”
“percaya
pada… 5 centimeter di depan kening kamu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar