Tugas Presentasi Mata Kulia Legum, Umbi dan Serelia...
Dan kebetulan kelompok saya dapet bagian tentang "Ganyong"..
Check this out...tentang ganyong.
· Klasifikasi
Ganyong (Canna
edulis Ker.) (Steenis,
2008 dalam Ashary, 2008).
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna edulis Ker.
C. edulis umum
dikenal dengan nama ganyong. Selain disebut ganyong, tanaman ini memiliki
beberapa nama daerah yaitu ubi pikul (Sumatra Utara), ganyong (Sunda), senitra
(Jawa), banyur (Madura).
· Habitat Ganyong
Ganyong dapat tumbuh baik di berbagai
iklim, dengan penyebaran curah hujan tahunan 1000-1200 mm, akan menghasilkan
pertumbuhan yang memuaskan. Jenis tersebut cenderung tumbuh pada daerah yang
kering, tetapi bertoleransi pada
tempat-tempat basah (bukan tempat yang tergenang air), juga sangat toleransi
terhadap naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10°C, tetapi
juga dapat hidup pada suhu tinggi (30-32°C) dan bertoleransi pada kondisi
sedikit beku. Ganyong tumbuh mulai dari pantai sampai pada ketinggian 1000-2900
m dpl. dan tumbuh dengan subur pada banyak tipe tanah, termasuk daerah-daerah
marginal (misalnya tanah latosol asam); tetapi lebih menyukai tanah liat
berpasir dalam, kaya akan humus serta bertoleransi pada kisaran pH 4.5-8.0 (Ashary,
2008).
· Daerah Asal dan Persebaran
Nuryadin (2008) dalam Ashary (2008)
ganyong merupakan tanaman asli yang berasal dari Amerika tropis tepatnya
berasal dari Amerika Selatan. Fungsinya sebagai sumber pati komersial, tanaman
ini juga telah dibudidayakan tidak hanya di Amerika, tapi juga di beberapa
daerah tropis termasuk Asia Tenggara (Flach dan Rumawas, 1996). Tanaman ini
dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur,
D.I. Yogyakarta, Jambi, Lampung dan Jawa Barat. Sedangkan di Sumatera Barat,
Riau, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah
dan Maluku, tanaman ini belum dibudidayakan dan masih merupakan tumbuhan liar
di pekarangan dan di pinggir-pinggir hutan. Pada umumnya para petani yang telah
membudidayakan tanaman ganyong tersebut melakukan penyiangan tetapi belum
melaksanakan pemberantasan hama/penyakit.
1.
Rimpang
Rimpang
bercabang horizontal, panjangnya dapat mencapai 60 cm, dengan buku-buku yang
berdaging menyerupai umbi, tertutup dengan sisik daun, dan serabut akar yang
tebal.
2.
Daun
Tanaman
ganyong berdaun lebar dengan bentuk elips memanjang dan bagian pangkal dan
ujung runcing. Panjang daun 40 - 70 cm, sedangkan lebarnya 20 - 40 cm. Warna
daun beragam dari hijau muda sampai hijau tua. Kadang-kadang bergaris ungu atau
keseluruhannya ungu. Demikian juga dengan pelepahnya ada yang berwarna ungu dan
hijau.
3.
Bunga
Perbungaan
di ujung ranting, tandan, biasanya sederhana tetapi kadang-kadang bercabang,
muncul tunggal atau berpasangan, tidak teratur, bunga biseksual. Kelopak bulat
telur, mahkota berbentuk pita, berwarna merah pucat sampai kuning, bibir bunga
lonjong - bulat telur sempit, berbintik kuning dengan merah.
4.
Buah
dan Biji
Buah
kotak kerapkali tidak tumbuh sempurna, bulat memanjang lebar, panjang kurang
lebih 3 cm, tertutup papila. Biji 5 atau kurang per ruangnya.
Macam ganyong di Indo nesia :
Di
Indonesia dikenal dua macam ganyong, yaitu ganyong merah dan ganyong putih.
Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun dan pelepah yang berwarna
merah atau ungu. Sedang yang warna batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik
umbinya kecoklatan adalah ganyong putih. Ganyong merah memiliki batang lebih
besar, agak tahan terkena sinar matahari dan tahan kekeringan. Biji yang
dihasilkan biasanya sulit berkecambah, hasil umbi basah lebih besar tapi kadar
patinya rendah. Rimpang biasanya dimakan segar atau direbus. Ganyong putih
lebih kecil dan pendek, kurang tahan terkena sinar tetapi tahan
kekeringan. Menghasilkan biji yang bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman.
Hasil rimpang basah lebih kecil, tapi kadar patinya tinggi, umum diambil
patinya (Ashary, 2008).
Persatuan
Ahli Gizi Indonesia (2009) menyebutkan bahwa kandungan gizi rimpang ganyong
tiap 100 gram secara lengkap terdiri dari air 79,9 g; energi 77 kkal; protein
0,6 g; lemak 0,2 g; karbohidrat 18,4 g; serat 0,8 g; abu 0,9 g; kalsium 15 mg;
fosfor 67 mg; besi 1,0 mg; vitamin C 9 mg; dan tiamin 0,10 mg. Putri dan
Sukandar (2008) menyatakan bahwa pati ganyong memiliki kadar karbohidrat 80%
dan kadar air 18%. Kadar pati yang tinggi menunjukkan bahwa pati ganyong dapat
dijadikan bahan baku untuk pembuatan sirup glukosa.
Senyawa Nirgizi
Antinutrien yang ada seperti amilase
inhibitor, tripsin inhibitor, total oksalat, , hidrogen sianida, senyawa
fenolik, tannin. Senyawa fenolik
menghambat aktivitas pencernaan serta enzim hidrolitik seperti amilase,
tripsin, chymotrypsin dan lipase (Salunkhe, 1982).
1. Tanin diketahui menghambat aktivitas
enzim pencernaan (Jambunathan dan Singh, 1981) dan karenanya kehadiran bahkan
tingkat rendah tannin tidak diinginkan dari sudut pandang gizi.
2. Kombinasi alpha-amilase inhibitor dan
alfa amilase membuat mereka tidak tersedia untuk pencernaan pati. Alfa amilase
Inhibitor dan enzim pencerna protein akan mengganggu pencernaan pati dan
protein.
3. Protease inhibitor seperti tripsin dan
chymotrypsin inhibitor dalam makanan menyebabkan pembentukan kompleks tripsin
ireversibel enzim tripsin inhibitor, menyebabkan penurunan tripsin di dalam
usus dan penurunan daya cerna protein. Mendidihkan selama waktu yang cukup
membuat umbi cukup lunak dan inaktifasi semua inhibitor tripsin. (Mohan dan
Kalidass, 2010).
Manfaat Ganyong :
Tepung ganyong
juga merupakan bahan yang sangat kaya manfaat, manfaat tersebut antara lain :
·
Ongol ongol
·
Tiwul
·
Papais
·
Untuk Campuran nasi
jagung
·
Untuk campuran Bihun
·
BMC ( Bahan Makanan
Campuran ) Bayi
- Gaplek
- Mie ganyong
- Bahan tambahan makanan bayi
- Campuran bihun
---------------------------------------------------------------------------------------
tidak semuanya ditampilkan, terima kasih..
DAFTAR PUSTAKA
Mohan Veerabahu Ramasamy and
Chinnamadasamy Kalidass. 2010. Nutritional
And Antinutritional Evaluation
Of Some Unconventional Wild Edible Plants. Tropical and Subtropical
Agroecosystems, 12 (2010): 495- 506
Pangesthi,
Lucia Tri. 2009. Pemanfaatan Pati Ganyong
(Canna Edulis) pada Pembuatan Mie Segar sebagai Upaya Penganekaragaman Pangan
Non Beras. Jurnal Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner vol. 1 no. 1.
Trubus, XV (172). Pembuatan
tepung ganyong. Maret 1984: 80.
Ashary,
Santi Silfiana 2010. Studi Keragaman Ganyong (Canna
Edulis Ker.) di Wilayah
Eks-Karesidenan Surakarta Berdasarkan Ciri Morfologi dan Pola Pita Isozim. Skripsi. Jurusan Biologi . Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Anonim.
2012. GANYONG. http://tanamanpangan.deptan.go.id/doc_upload/Ganyong.pdf.
Diakses pada hari Kamis 17 Mei 2012 pukul 21.45 WIB.
ganyong merah |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar